Monday, October 17, 2011

SUDAHKAH KAMU TERSENYUM HARI INI ?


Senyum yang tulus, datang dari hati yang tulus.
Suatu senyum yang ikhlas dan menceriakan adalah suatu ibadah.
Senyum terjadi hanya sekejap, tetapi kenangannya kadang berlangsung selamanya.
Tersenyumlah! karena senyum itu tidak mahal.

Hanya butuh sedetik untuk merubah bentuk bibir menjadi senyum. Dan hanya butuh tujuh detik mempertahankan sang senyum untuk terlihat sebagai ungkapan ketulusan hati.

Wednesday, July 6, 2011

Telepon With Love


           putus cinta emg bikin patah hati, melo durjana, ples mewek terus dikamar. ogah mandi, males kerja, cuma makan yang nggak ngaruh, nggak peduli peduli body makin melar. pucuk dicinta ulam pun tiba, gue lagi kena cinta lokasi neh. sama kru juga, cakep, badannya kurus, tapi super baek n' pengertiannamanya pipi. dia nggak pernah nyuruh gue diet, paling nyindir nyuruh olahraga doang. demi dia, sebelum pergi shooting *kenalin ni pegawe tipi, hi hi hi, gue lari-lari kecil dulu di depan jalan depan kos. buat gue, pipi, lelaki idaman. gue nggak merasa bosen ama dia, padahal setiap hari ketemu dilokasi. udah kayak bayi kembar siam aja.
           nah, klo pren sejati mah, tetep aja si ani. cewek manis yg melar juga badannya ini, tukang make up sekaligus temen sekamar gue. sama2 tukang rumpi, tapi untuk topik yang satu ini gagal. 
          "bete, ngerumpiin pipi mlu. garing gue, neng.... " gito kata ani, suatu malam di kamar ani kos yang ber AC ny dingin bukan maen. dia lngsung selimutan dan bobo.

Tuesday, June 7, 2011

Brick by Boring Brick - Paramore

She lives in a fairy tale
Somewhere too far for us to find
Forgotten the taste and smell
Of a world that she’s left behind
It’s all about the exposure, the lens, I told her
The angles are all wrong now
She’s ripping wings off of butterflies
Keep your feet on the ground
When your head’s in the clouds
Well go get your shovel
And we’ll dig a deep hole
To bury the castle, bury the castle
Go get your shovel
And we’ll dig a deep hole
To bury the castle, bury the castle
Ba-da ba ba-da ba ba da
So one day, he found her crying
Coiled up on the dirty ground
Her prince finally came to save her
And the rest you can figure out
But it was a trick
And the clock struck twelve, well make sure
To build your house brick by boring brick
Or the wolf’s gonna blow it down
Keep your feet on the ground…
When your head’s in the clouds…
Well go get your shovel
And we’ll dig a deep hole
To bury the castle, bury the castle
Go get your shovel
And we’ll dig a deep hole
We’ll bury the castle, bury the castle
Well you built up a world of magic
Because your real life is tragic
Yeah you built up a world of magic…
If it’s not real
You can’t hold it in your hand
You can’t feel it with your heart
And I won’t believe it
But if it’s true
You can see it with your eyes
Oh, even in the dark
And that’s where I want to be, yeah!
Go get your shovel
And we’ll dig a deep hole
To bury the castle, bury the castle
Go get your shovel
And we’ll dig a deep hole
To bury the castle, bury the castle
(Repeat 3x)
Ba-da ba ba-da ba ba da
Ba-da ba ba ba-da ba ba
Ba-da ba ba-da ba ba da
Ba-da ba ba ba ba-ba ba ba

Monday, May 16, 2011

sinopsis Ghostgirl : rest in popularity



“Charlotte Usher, diharap melapor ke ruang 1313” Sebuah pengumuman pengumuman terdengar dari sistem pengeras suara. Di ruang tersebut ia diminta mengisi sebuah formulir. Boks terakhir yang harus diisi adalah C.O.D. 

C.O.D bukan Cost In Delivery. C.O.D, Cause Of Death, atau penyebab kematian. Untuk kasus Charlotte Usher adalah tersedak permen kenyal berbentuk beruang. 

Siapa yang tidak mau populer? Setiap anak tentunya ingin menjadi terpopuler di antara teman-temannya. Ia meninggal justru saat sedang memperjuangkan upayanya untuk menjadi gadis yang popular di sekolahnya. Upayanya sepertinya akan segera membuahkan hasil, ia sudah berhasil menjadi partner lab fisika dengan Damen, cowok popular di sekolahnya. namun apa mau dikata, sepotong permen kenyal berbentuk beruang mengakhiri hidup dan mimpinya. 

Saat mendadak mati meninggal, kita membawa serta masalah yang belum terpecahkan. Berbagai urusan yang harus diselesaikan sebelum bisa pindah. Hal yang membuat Charlotte Usher berat meninggalkan alam kehidupan adalah perasaannya terhadap Damen. 

Ia merasa sebagai sebuah cangkang kosong, begitulah mereka akan mengingatnya selalu. Saat mengetahui Scarlet adik Petula musuh bebuyutannya bisa melihatnya. Ia menawarkan sebuah kerja sama, perasukan, ia akan memakai tubuh kasar Scarlet untuk beraktifitas sementara itu jiwa Scarlet akan bebas berkelana kemana saja. 

Ternyata, di alam kematianpun Charlotte juga harus tetap menjalani sekolah dan menulis Diary ,buku harian kematian. Di sekolah barunya Charlotte juga tetap menjadi anak yang tidak popular. Setiap usahanya untuk berinteraksi dengan manusia hidup justru kian membahayakan teman-temannya di alam kematian.Namun ia tetap berusaha agar selalu bisa berada di dekat Damen 


Walau pada akhirnya ia harus merelakan Damen untuk Scarlet, namun pengorbanan yang dilakukannya tidak hanya membawa teman-temannya di alam kematian pergi ke kelas yang lebih tinggi, namun juga membuat ia menjadi popular di alam kehidupan. Saat tersemprot cairan pencoklat kulit, tubuh transparannya justru bisa dilihat orang banyak. Dan ia menerima mahkota sebagai ratu pesta dansa. Popularitas yang selama hidup diidam-idamkan justru diperoleh saat ia meninggal. :))




Memento mori.1 #ghostgirl : lovesick


Sebagian orang menjalani kehidupan seolah olah setiap hari adalah hari terakhir mereka. sebagian yang lain memandang cinta dengan cara yang sama, dalam upaya putus asa untuk mengatasi perbedaan-perbedaan kecil maupun besar yang selalu muncul di cakrawala. namun, desakan yang muncul dari keinginan untuk sebanyak mungkin memperoleh pengalaman dalam kehidupan dan cinta dapat memaksa diambilnya keputusan yang tidak selalu baik untuk kepentinganmu maupun orang lain. Bahkan, konsekuensi pilihanmu terkadang lebih buruk dari pada kematian. Kau mungkin hanya hidup sekali, tetapi kau terkadang lebih bururk daripada kematian. kau mungkin hanya hidup sekali, tetapi kau tidak perlu menginginkan hidup selamanya. 

Ingatlah bahwa kau akan meninggal/mati.

Dengan senang hati membencimu. #ghostgirl : lovesick


Kita memahami konsep popularitas secara terbalik. kita membayangkannya sebagai klub kecil dan eksklusif yang beranggotakan orang orang yang kita idolakan atau cemburui. tetapi tidak kebanyakan dari mereka yang populer dibenci oleh mayoritas orang. Jadi, Jika kau dibenci oleh semua orang diluar kelompok kecilmu, dan disukai hanya oleh para anggota kelompokmu, kau bisa dipastikan tidak populer jika dilihat dari sudut pandang obyektif apa pun. kunci menuju popularitas mutlak bukanlah di cintai atau di cemburui oleh sebanyak mungkin orang melainkan dicintai dan di cemburui oleh orang yang tepat. 'petula memahami hal ini secara naluriah.' 



Thursday, April 7, 2011

KADO UNTUK SAHABAT

Wicak berjanji akan bertemu Nia di sebuah kafe di kawasan Cilandak Town Square. Hatinya yang tidak tenang mengurungkan niatnya untuk bawa mobil sendiri, akhirnya dia memutuskan untuk naik taksi menuju tempat yang mereka janjikan.
“Dari rumah jam berapa sih? Kamu tahu nggak Aku dah disini dari jam berapa dan udah berapa jam? Kalau nggak bisa nepatin, mending nggak usah buat janji deh.” Sambut Nia sinis.
“Apa-apaan sih? baru juga datang, udah dimaki-maki kaya, seenaknya aja memperlakukan orang.” balasnya.
Seraya memperhatikan Wicak duduk Nia segera menyerbu Wicak dengan segudang pertanyaan “Eh, Kamu tuh kenapa sih? Belum cukup mempermalukan Aku di depan teman-teman kemarin, dan sekarang Kamu mau ngerjain Aku lagi? Iya kan?”
“ Jangan mulai lagi deh.” Wicak marah.
“Ok! biar Aku yang mengalah, ngomong sama orang seperti dia memang nggak bakalan nyambung.” gerutu Nia dalam hatinya.
“Wic, sebenarnya mau Kamu tuh apa sih, Aku nggak faham dengan jalan fikiran kamu, memang sejak awal Kamu sudah nggak suka kalau Aku menjalin hubungan dengan Wisnu, tapi beri aku alasan dong Wic? Jangan seenaknya saja kamu ngomong sana-sini nyebarin gossip aku hamillah, sudah nggak perawanlah, pereklah dan entah apa lagi yang sudah Kamu gossipkan ke Aku”.
Wicak berkelit dengan dahinya.
“Kenapa sih Wic kamu melakukannya ?, Kasih aku alasan yang masuk akal dong! Paling nggak bisa membuat Aku yakin kalau Aku tuh memang nggak pantas untuk Wisnu.” Omel Nia.
“Gue cuma nggak mau nasib sahabat gue berakhir seperti Vendra” jawab Wicak.
Nia terkejut “What?!!… Vendra?, Apa hubungannya antara Kamu dengan Vendra? Yang bener aja Wic, trus apa hubungannya coba Vendra dengan Aku ?” bantah Nia.
“ Itulah loe Nia, loe tidak pernah mau mengakui kesalahan loe sendiri.” balas Wicak.
Nia jadi bingung dengan apa yang dikatakan Wicak. Dari semula Nia memang tidak pernah tahu kalau ternyata Wicak adalah sepupu Vendra. Vendra adalah teman SMU Nia , mereka sekolah di SMU TUGU IBU II Jakarta Timur. Nia adalah cinta pertama Vendra, namun Nia tidak pernah tahu kalau Vendra mencintainya karena Vendra tidak pernah mengatakannya. Dan Nia pun tidak pernah menghiraukannya bahkan justru menjalin cinta dengan cowok lain. Wicak menganggap Nia telah mempermainkan Vendra, hingga sepupunya itu berhenti kuliah dan menghancurkan hidupnya sendiri.
“Wic, sekarang Aku mau tanya sama Kamu . Apa Kamu mau mencintai orang yang tidak pernah Kamu cintai ? Kamu punya perasaan kan ? Apa jadinya kalau Aku menerima cinta dari Vendra , Aku tidak hanya membohonginya tapi Aku juga membohongi diriku sendiri , dan saat Vendra tahu tentang kepura – puraanku… ? dan bila itu terjadi… trus apa yang akan kamu katakan tentang Aku Wic? Mungkin bisa lebih parah dari yang selama ini sudah Kamu tuduhkan ke Aku kan?“ tantang Nia.. Nia menghela nafas, “Aku tidak ingin membuat hatinya terluka, itu saja “.
“Tapi, kenapa loe memberinya harapan?” Tanya Wicak balik.
“Eh, dengar baik-baik ya Wic, Vendra tidak pernah mengatakan kalau dia mencintai Aku, dia hanya bilang kalau saat itu lagi jatuh cinta pada seorang cewek sekelasnya tapi tidak mau mengatakan siapa cewek itu, dan Aku bukan orang yang bisa mendengar pikiran orang, ngerti ? Jadi, gimana Aku bisa tau kalau dia sendiri nggak mau bilang?” balas Nia emosi.
“Ok. Tapi kenapa loe tidak mau nyari tahu dan malah menjalin cinta dengan cowok lain!” bentaknya.
“Oh…jadi aku masih salah? Pikir dong, apa Aku harus nunggu dia ngomong kalau dia mencintai Aku, sampai aku ubanan, gitu ya? Yang bener aja Wic. Dia boleh jatuh cinta, kenapa Aku enggak ?” ucapnya marah.
“Loe mau tahu akibat perbuatan bejat loe itu Nia ? Vendra sekarang…..nggak mau kuliah, nggak mau bertemu orang lain, tidak mau …..”
“Cukup!…Aku sudah tahu semuanya, sekarang coba kamu baca surat ini” sela Nia.
Alangkah terkejutnya Wicak saat membaca surat itu, dia sama sekali nggak pernah menduga kalau ternyata Vendra sudah merelakan Nia menjadi milik orang lain, padahal setahu dia ……….
“Sejak Vendra memutuskan untuk tinggal di Australia, dia nggak pernah berhenti mengirim surat kepadaku, dan aku adalah satu-satunya teman curhat dia, puas kamu sekarang?” ucap Nia.
“Kenapa hal ini nggak pernah loe ceritakan ke gue Nia?” tanyanya lirih.
“Wisnu sudah tahu kok, apa dia tidak pernah cerita sama kamu Wic?”.
Pembicaraan mereka berlangsung cukup lama, hingga waktu menunjukkan pukul empat sore. Sebelum mereka akhirnya memutuskan untuk pulang Nia menyempatkan untuk ke kamar mandi terlebih dahulu. Saat Nia meninggalkan bangkunya tiba-tiba terlihat Wisnu menghampiri Wicak.
Wicak bingung dan gugup setengah mati, jantungnya pun berdetak semakin kencang tatkala Wisnu semakin mendekat ke bangku Wicak dengan membawa sebilah pisau ditangan kanannya sambil mengarahkannya ke mata wicak dengan marah dan tanpa mengucap sepatah kata pun.
“Waduh!…wis…wis …Wisnu…sadar Wis, ini gue … gue Wicak Wis, sahabat Loe …..” ucapnya terbata-bata.
Tatapan Wisnu semakin mendesak Wicak, rasa cemburunya begitu besar sehingga dia lupa bahwa yang dihadapannya adalah Wicak sahabatnya sendiri dan …….
Tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak “.
“Huh ….huh … huh….” beberapa kali Wicak menghela nafas. Sudah ketiga kalinya Wicak terbangun dari tidurnya dengan mimpi yang sama.
“Kring!!…kring!!…kring!!” terdengar suara telephone.
”Astaghfirullah” ucap wicak terkejut, lalu bangkit meraih gagang telephone.
“Hallo……..” sapa Wicak sambil ngos-ngosan.
“Heh kenapa lo? ngelihat hantu ? kok ngos-ngosan gitu sih?”
“Gue mimpi buruk.” jawab wicak.
“Hah!… Elo baru bangun? nggak salah?, ini jam berapa Bung? kok bisa kalah duluan sama anjing gue sih.” guraunya.
Sambil ngelihat jam “Kupret Gue disamain sama anjing, Baru juga jam……ya ampun! udah jam 10, Happy Birthday to you (wicak bernyanyi).” Sambil tersenyum geli.
“So sweety, tapi telat bung…. ini ucapan yang ke 100 yang gue terima, padahal gue harapin elo… yah… paling tidak menjadi orang ketiga yang ngucapin ultah buat gue setelah nyokap dan kakak Gue” ulasnya.
“Sorry deh Choy, rencananya sih jam 12 malam gue mau teror elo tapi …..” ucap Wicak sambil garuk-garuk kepalanya yang nggak gatal.
“Ya udah nggak pa-pa kok, yang penting kadonya ya?”.
“Ya udah, gue mau mandi trus berangkat, eh titip absen ya”.
“Ok!”
Bergegas wicak mandi dan segera menelan sarapan paginya kemudian berangkat ke kampus.
* * * * *
Mobil Baleno warna silver melesat bersama dinamisnya injakan kaki Wicak. Ditengah jalan dia ingat kalau hari ini dia ada janji dengan Nia untuk beli kado buat Wisnu. Memang aneh kelihatannya, kenapa kado harus dibeli saat hari ulang tahun itu tiba? Menurut mereka jika kado dibeli sebelum hari itu tiba, akan memperpendek umur karena mempercepat tanggal ulang tahun seseorang. Sementara kalau dibeli setelah mengucapkan selamat, maka akan memperpanjang umur, aduh mitos dari mana lagi tuh? Lagian aneh juga ya, kenapa Wicak janjian sama Nia. Bukankah Wicak tidak pernah suka sama Nia dengan alasan Nia pernah mengkhianati Vendra sepupu Wicak dan Wicak tidak mau hal itu berulang kepada Wisnu sahabatnya. Wah, Ada angin apa ya????…
“Kamu bangun jam berapa sih Wic? Jam segini baru nongol? Aku disini dari jam 9 tahu nggak?”.
Sorry Nia, Gue baru bangun jam 10”.
What?!!… jam 10?, Kamu mikir nggak sih? Ini kan ulang tahun sahabat kamu”. Ucap Nia dengan nada jengkel sambil nunjuk-nunjuk Wicak.
“Nggak usah banyak komentar dan sok menggurui Gue deh.” ucap wicak berkilat. Nia semakin kesal dengan keegoisan wicak
“Aku udah dapet, Kamu mau beliin Wisnu apa?” tanya Nia dingin.
“Gue bingung Nia, mungkin Gue akan ikhlasin Elo seutuhnya buat dia, agar …..”. Nia yang lagi memilih kado tiba-tiba tersentak, seketika dia mendekati Wicak dengan rasa tak percaya.
“Ap… apa Wic?… please jangan paksa Aku untuk…..” ucap Nia mulai marah.
“Nia dengerin gue ngomong… mimpi itu datang lagi Nia dan anehnya mimpi itu selalu sama, Gue merasa saat itu seolah Wisnu ada di sana dan melihat kita berdua Nia”.
“Tidak mungkin Wic, itu hanya mimpi kamu aja,(tegas Nia) dan mimpi tidak perlu kamu percaya, kamu hanya khawatir dengan hubungan kita, dan Kamu juga khawatir kalau Wisnu tahu tentang hubungan kita ini, lagian Wisnu nggak pernah curiga kok, suatu saat apapun yang terjadi kita tetap akan memberi tahu dia kan?” Nia mencoba meyakinkan Wicak.
“Jangan Nia, mendingan dia nggak usah tahu untuk selamanya” Ucap Wicak datar.
“O, jadi Kamu akan menyerah begitu saja?” tantang Nia.
“Nia, gue sebenarnya nggak mau mengkhianati sahabat Gue sendiri?”.
“Kalau memang begitu mau kamu Wic, Kenapa….. Sadar donk, Kamu sudah melakukannya.Kamu itu sudah mengkhianatinya Wic..” Nia menggugat.
“Yah…Lebih baik kita mencegahnya sebelum dia tahu semuanya”.
“Ok!…Mungkin kamu bisa berkorban buat sahabat Kamu itu, tapi Aku nggak bisa Wic, Aku nggak mungkin harus memulai lagi dari awal. Ah, ternyata Kamu nggak memikirkan perasaanku Wic, berhenti sekarang atau besok, tetep aja kita sudah menghianati dia. Kamu fikir mudah apa mencintai seseorang sementara saat itu masih ada cinta yang lain di hati kita?” ucap Nia terisak.
“Nia…” sela Wicak.
“Kamu….kamu Egois Wic, kalau memang Kamu tidak mau mengkhianati sahabatmu itu, kenapa tidak dari dulu kamu bilang? Sebelum Aku terlanjur ….”.
“Sudahlah Nia, kita lupain aja semuanya! Kurasa ini yang terbaik buat kita.”
Semua ini bermula saat OSPEC ajaran baru angkatan 2001 Universitas Janabadra. Saat itu Wisnu bilang bahwa dia naksir sama salah satu rekannya dari kelompok lain. Dialah Nia, gadis lincah ceria yang selalu mengikat rambutnya dan memakai bandana berwarna putih, biru dan pink dengan bergantian. Saat Wisnu tahu bahwa Nia adalah gadis yang sama dengan Wajah yang pernah dilihatnya didompet Vendra sepupunya, Wicak menjadi tak henti-hentinya berusaha memisahkan Wisnu dari Nia. Apalagi saat mereka berdua memutuskan untuk mencoba menjalani kisah cintanya. Wicak semakin hanyut dalam kekhilafannya, kata-kata yang memojokkan Nia selalu terlontar dari mulutnya, dia selalu mempengaruhi Wisnu untuk memutus tali kasihnya dengan Nia, namun Wisnu tetap berada pada pendiriannya, dia tidak peduli apapun yang orang lain katakan, meskipun Wisnu dan Wicak sering kali bertengkar karena perbedaan pendapatnya itu. Pernah suatu ketika Nia bercerita mengenai Vendra kepada Wisnu dan Wisnu pun menceritakannya kembali kepada Wicak, namun akibat kebutaan batinnya Wicak menganggap bahwa Nia telah membohongi Wisnu dan telah memutar balikkan fakta.
Akibat dari perbuatannya itu Wicak kena batunya, perlahan ternyata dia justru menyimpan rasa buat Nia, apalagi setelah wicak tahu bahwa di antara mereka ternyata ada kesalahfahaman. Perasaanya itu sempat dipendamnya selama beberapa waktu, namun akhirnya terungkap juga. Entah lagi untung atau mau ditimpa sial ternyata Nia juga menyimpan perasaan yang sama buat dia. Saat memutuskan untuk menjalani kisah kasihnya dengan Wisnu, Nia tidak mempunyai perasaan apa-apa karena Wisnu adalah pelariannya setelah dia putus dengan Reno pacarnya saat SMU, tepatnya saat Vendra mencintainya. Sifat Wisnu yang cuek dan sensitiflah yang membuat Nia merasa lelah untuk melanjutkan hubungannya dengan Wisnu.
Namun di tengah semuanya itu terjadi, perbuatan Wicak kepada Nia justru menimbulkan rasa simpati Nia kepada Wicak, Nia merasa Wicak lebih perhatian kepadanya dari pada Wisnu dan mereka berdua akhirnya saling jatuh cinta. Mereka berdua tahu bahwa Wisnu sangat mencintai Nia, sehingga mereka merasa hubungan mereka nggak adil buat Wisnu. Dengan modal nekad mereka pun jadian, dengan syarat tidak memberi tahu Wisnu. Akibatnya, setiap hari mereka berdua harus selalu bersandiwara di depan Wisnu dan teman-temannya, seolah-olah Wicak masih tidak setuju akan hubungan Nia dan Wisnu.
* * * *
Setelah mendapatkan hadiahnya Wicak bergegas menuju kasir.
“Berapa Mbak?, sekalian dibungkus ya Mbak?”
”Semuanya Seratus delapan puluh tujuh lima ratus rupiah mas, boleh tahu untuk siapa mas kok pilih warnanya yang putih?”.
“Sahabat mbak”.
“Harusnya jangan pilih warna putih mas, menurut pembuatnya warna putih ini suci jika diberikan untuk pacar kita tapi sebaliknya menjadi tidak berarti bila diberikan untuk sahabat kita.”
“Saya udah tahu, cepat bungkus mbak saya buru-buru nih”
“Mau bareng nggak?” tanya Wicak ke Nia yang masih bingung milih.
“Kamu duluan aja, nanti Wisnu curiga, Kamu nggak mau itu terjadi kan? oh ya kadonya jangan di kasih dulu ya?”
“Memangnya kenapa?” tanya wicak heran.
“Ng… nggak papa… Aku cuma mau…. aku cuma mau kita barengan ngasih kadonya” ucap Nia gugup.
“OK Gue duluan ya?”. Nia mengangguk, dan setelah Wicak berlalu ia pun segera menuju kasir.
“Sekalian di bungkus, jadi berapa Mbak?”.
“Tiga ratus dua puluh tiga ribu lima ratus rupiah”. Lalu Nia menyodorkan Empat lembar uang seratus ribuan kepada pramuniaga toko .
“Eh, mbak. Sebaiknya warna apa ya jika kita ingin memberikan lilin itu untuk sahabat kita?” tanya Nia kepada pramuniaga toko itu.
“Biru, biru adalah sahabat sejati, begitulah kata pembuatnya, Biru juga berarti tertutup. Maksud saya bahwa dalam persahabatan tidak perlu membuka aib satu sama lain dan harus saling terbuka agar tak pernah terjadi kesalah pahaman, itu juga pesan pembuatnya yang disampaikan lewat karyanya ini”.
* * * *
Siang itu sekitar jam 12, Nia tepat sampai di tempat parkir Kampus dimana dia, Wisnu, dan Wicak Kuliah. Ia lihat Wicak ternyata masih ada di dalam mobilnya yang berada di paling pojok tempat parkir.
“Lho! Kamu kok nggak masuk?” tanya Nia.
“Gue ragu !!”
“Apa yang membuat Kamu ragu Wic?, Lihat donk Aku ! sedikitpun Aku nggak takut jika memang kita harus kepergok oleh Wisnu di dalam mobilmu ini.”
“Entahlah Aku juga nggak tahu, perasaanku nggak enak aja dan elo jangan macem-macem” ancamnya.
“Gitu ya? …..Wic Kamu pucat banget sebaiknya Kamu cuci muka trus kita ke kelas, mukamu dah seputih kapas tuh!” suruh Nia. Wicak mengangguk dan bergegas ke kamar mandi.
Melihat Wicak yang sudah menjauh, Nia segera membongkar tas Wicak dan menukar kado yang dibeli Wicak dengan salah satu kado yang dibelinya dengan bungkus yang sama persis. Saat Wicak kembali, dia sama sekali tidak menaruh rasa curiga melihat tasnya yang berpindah tempat, meskipun Nia sempat tegang akan hal ini.
“Kita masuk sekarang yuk” ajak wicak. Tepat di depan kelas tiba – tiba hp Wicak bunyi “Dimana Loe ?“ .
“Di depan kelas.”
“Loe ke kantin aja deh”.
“Ok!” Keduanya pun segera menuju ke kantin.
“Wah! Wah!, tumben akur, biasanya kayak anjing sama kucing” gurau wisnu sambil makan bakso.
“Hai say, ini buat kamu.” sapa Nia yang mendekat sambil mencium pipi sambil memeluk Wisnu. Wicak hanya langsung duduk dan menyerahkan kadonya.
“Ini pesanan elo”
Thank You, tapi gue mau nanya ya? kalian kenapa sih kok pada lecek gitu, barengan lagi, gue buka sekarang ya” Tanya Wisnu sambil pegang kado dari Nia.
“Jangan ….!” Teriak Wicak melarang.
“Kenapa?” Nia dan Wisnu terheran-heran.
“Mak… maksud gue jangan ragu-ragu.” jawab wicak sambil memalingkan wajahnya.
“O…..gitu?” Wisnu menganggukkan kepalanya sambil mengernyitkan dahinya.
Wicak menyandarkan badannya ke kursi, melipat kedua belah tangannya sambil memandang ke atas, tampaknya dia sedang melamun.
“Isinya apa ya ?….Wah bagus banget, kayaknya mahal nih” ucap Wisnu sambil mencoba kaca mata, hadiah dari Nia.
“Keren nggak? Wah! Top banget, elo memang paling tahu gue Nia” puji Wisnu, sementara Nia hanya menganggukan kepalanya.
“Pinjem kacanya donk Nia, gue mau lihat betapa kerennya tampang gue.”
Nia segera mengobrak-abrik tasnya dan memberikan sebuah cermin kecil kepada Wisnu. Cermin itu segera dipegang Wisnu dan segera memuji dirinya sendiri. Secara tak sengaja wisnu mengarahkan cermin itu ke wajah Wicak, dilihatnya wajah itu pucat, lesu, dan kebingungan. Perlahan-lahan Wisnu menurunkan cermin itu dan meletakkannya di meja.
“Wic …. , wicak!” Wisnu memanggil Wicak namun Wicak tidak merespon.
“Ada apaan sih?” tanya Wisnu kepada Nia yang hanya menggelengkan kepalanya.
“Aku nggak tahu” ucapnya tak bersemangat.
“Wic!” panggil Wisnu sambil memegang tangan kanan Wicak.
“ Heh! elo kenapa sih?”.
“ Eh ….” Wicak terkejut.
“Gi… gi …gimana bagus ya? Elo suka kan? itu Nia yang milihin spesial buat Elo, Elo senang kan Wis?” ucapnya agak terbata-bata.
“Gimana gue bisa senang kalau sahabat gue pucet kayak gini? lo sakit Wic? gue anterin ke dokter ya?” ucap Wisnu prihatin.
“Nggak papa kok Wis gue cuma….cuma …. nggak enak badan aja.”
“Ya udah, elo pada mau pesan apa?” tanya Wisnu sambil menunjukkan wajahnya yang kebingungan.
Betapa harunya hati Wicak saat itu, bagaimana mungkin dia bisa mengkhianati seorang sahabat yang begitu perhatian, simpatik, dan pengertian kayak Wisnu?.
“Hai! maaf mengganggu, Mas yang namanya Wicak kan?” tanya seorang gadis yang tiba – tiba menghampiri mereka bertiga.
“Iya, lo siapa?” tanya Wicak balik.
“Saya Sherly, kalau yang ini pasti Mbak Nia ?” sambil menunjuk wajah Nia.
“Iya saya Nia, ada apa ya? Sepertinya kamu anak baru ya? Nggak usah sok kenal deh” ucap Nia dengan nada sinisnya.”
“Ssst!… apa-apaan sih Elo Nia?” sela Wisnu.
“Duduk Sher!” perintah Wisnu.
“Makasih, Saya memang mahasiswa baru di sini, Eh kalau mas yang ini namanya siapa?”.
“Gue Wisnu, ada perlu apa? Ada yang bisa gue bantu?”
“Begini lho” gadis ini terlihat mengeluarkan sesuatu dari tasnya.
“Ini punya mas Wicak ya?” sherly memperlihatkan sebuah buku Pengantar Manajemen Bisnis Edisi Revisi karangan Marlton Solvent, yang bersampul biru kepada Wicak.
Wicak terkejut “Bagaimana bisa buku ini ada sama lo?” tanya Wicak terheran-heran.
“Inget nggak? Kira-kira tiga sampai empat mingguan yang lalu deh kalau nggak salah, Mas Wicak makan siang di Mango’s Tree Cafe Town Square Cilandak kan?, Kalau saya nggak salah lihat dengan Mbak Nia kan?” sherly berkata dengan lugunya.
Serentak mereka bertiga terkejutmendengar hal ini, apalagi Wicak dan Nia.
“Waktu itu Saya dan teman Saya makan di sana juga, saat kalian berdua meninggalkan kafe itu kebetulan Saya habis dari kamar mandi dan Saya lihat buku ini tertinggal di meja tempat kalian berdua makan, Saya mencoba mengejar kalian berdua tapi Saya terlambat, kemudian Saya lihat buku ini ternyata ada nama Airlangga Wicaksana, Jurusan Manajemen Universitas Janabadra Angkatan 2001, akhirnya Saya mencoba mencari di kelas manajemen tapi Saya selalu tidak bertemu dengan Mas Wicak dan sekarang akhirnya Saya temukan juga. Oh ya, Mas Wicak ini pacarnya Mbak Nia ya?” tanya gadis itu tanpa merasa bersalah.
“Kamu jangan macam-macam ya, jangan asal nuduh Kamu?” suara Nia terdengar meninggi.
“Nia…” Wisnu menenangkan Nia.
“Enggak, soalnya pas Saya buka buku ini, di dalamnya ada foto Mbak Nia dan dibelakangnya ……..”
“Cukup!” Wicak berusaha menghentikan cerita gadis itu.
Wisnu tidak mau percaya begitu saja dengan omongan Sherly, Dia kemudian segera membuka buku itu dan ternyata apa yang dikatakan gadis itu benar, di dalam buku Wicak ada foto Nia dan setelah dilihat belakangnya, terdapat tulisan Untuk yang terkasih dari yang tercinta dan yang tersayang. Alangkah terkejutnya Wisnu dengan apa yang baru saja dibacanya, “Hem, ka …. kalian…. ka… kalian … kalian berdua ….” Wisnu menghembuskan nafas dengan marah karena sakit hatinya dan karena tak bisa mengucap sepatah kata pun.
Nia pun tidak mengucapkan apa-apa, dia hanya menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya sambil meneteskan air mata. Wicak menatap Sherly dengan lunglai,
“Sher, terima kasih, elo udah mengungkapkan semuanya.”
“Maksud Mas Wicak apa? Saya bingung kenapa malah seperti ini jadinya, Saya nggak ada maksud apa-apa kok Mas, Saya… Saya….. “ ucap sherly kebingungan.
“Elo nggak salah apa-apa kok, sekarang Elo masuk kelas saja dan terima kasih bukunya?” Sherly bergegas meninggalkan mereka bertiga.
“He…hey! ke…kena…kenapa kalian jadi… jadi diem begini? lihat gue donk! gue aja tertawa kok a…ha…ha… ha… ha….” Wisnu berucap dan berusaha senyum meski hanya terlihat seperti lengkungan yang patah.
“Lavenia… kenapa Kamu? Kamu sakit juga?, coba aku pegang dahi kamu” Wisnu masih saja menyembunyikan kesedihannya.
“Nia “ panggilan itu terdengar dari mulut Wicak dan Wisnu secara bersamaan.
Nia berlari keluar menuju taman sambil membawa tangisannya. Hatinya demikian sedih dan sakit mendengar kata-kata yang baru saja keluar dari mulut Wisnu, baru pertama kali ini Wisnu memanggilnya dengan nama lengkap dia setelah satu setengah tahun lamanya mereka berdua pacaran. Nia ingat Wisnu pernah bilang kalau ia panggil nama seseorang itu dengan nama lengkap dia, maka orang itu akan terasa jauh, dan rasa sayangnya terhadap orang itu akan menjadi semakin menipis. Nia pun harus siap menerima kenyataan bahwa mulai detik itu Wisnu tidak akan menyayanginya lagi.
Nia duduk di bangku sebelah pohon beringin seraya terisak, tanpa menyadari kehadiran Wisnu dan Wicak yang segera duduk mendampinginya.
“Wis, gue mau minta maaf sama elo, sorry gue udah ngerebut Nia dari elo, padahal gue tahu kalau elo sangat mencintai Nia.”
“Wisnu….” Nia mengucapkan itu sambil memeluk wisnu.
Wisnu berusaha menghindar “Tolong kamu lepaskan pelukanmu itu, aku sesak nafas nih” Nia kemudian melepaskan pelukannya, dengan raut muka sedih dan semakin yakin kalau Wisnu pasti bakal menjauh darinya
“Nia, Wicak, cinta itu sesuatu yang suci…. cinta bisa tumbuh di mana saja dan kapan saja, seperti apa yang baru saja Gue saksikan.” Wisnu diam sejenak kemudian melanjutkan bicaranya
“Mungkin Gue nggak akan marah seandainya benih cinta yang tumbuh di antara kalian berdua, kalian ungkapkan dan bicarakan sejak dulu kepadaku, tapi yang membuat Guemarah… adalah kenapa Gue harus tahu ini semua dari orang lain, seandainya saja gadis lugu itu tidak muncul mungkin …..” Wisnu hanya menggeleng sedih, dengan susah payah ia mencoba menahan perasaannya.
“Mungkin Loe tidak akan mengetahuinya untuk selama-lamanya” lanjut Wicak.
“Sudahlah, ternyata inilah makna isyarat yang selalu hadir dalam mimpi Gue, terima kasih ya ini kado yang sangat istimewa” setelah berucap demikian Wisnu pamit untuk pulang lebih dulu.
“Semua ini gara-gara Kamu!” Nia memukuli dada Wicak.
Wicak yang tingginya 30 cm di atas Nia hanya bisa memeluknya. Sambil menangis Nia mengungkapkan kegundahannya
“Seandainya Kamu setuju hubunganku dengan Wisnu ….” ucap Nia terputus.
“Seandainya Wisnu bukan pelarian Kamu …..” ucap Wicak ngambang.
Mereka berdua tahu apa kelanjutannya dan maksud keduanya.
* * * * *
Sesampainya di rumah dia segera menuju kamar mandi.
Niaaaaaaaa!!!!!……………….” teriak Wisnu.
Dalam angannya selalu terlintas wajah Nia dan Wicak, mata Wisnu menatap nanar ke arah kaca, mencoba meluapkan emosinya ia mengepalkan tangannya dan
“Prang!!!…” kaca di depan wajahnya hancur oleh tangannya.
Wisnu segera membuka kado dari Wicak, Sebuah lilin berbentuk daun berwarna biru yang dilihatnya” dia berfikir, mungkin inilah yang Wicak maksud bahwa Gue tidak akan mengetahuinya selama-lamanya, dia bermaksud mengakhiri hubungannya dengan Nia dan mengembalikan Nia kepadaku”.
Wisnu telah salah memahami semua ini, Wicak yang semula berniat mengembalikan Nia tiba-tiba dia terpengaruh dengan kata-kata Nia dan bermaksud memberi tahu Wisnu dengan memberinya lilin warna putih, namun Nia yang semula berkeinginan agar hubungannya dengan Wicak terungkap ternyata terpengaruh dengan omongan Wicak sehingga dia menukar lilin itu dengan yang warna biru.